Kamis, 01 Desember 2011

Pengobatan Akupunktur

Dewasa ini telah terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif, dari paradigma upaya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif menjadi upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif. Dengan demikian dibutuhkan sarana pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Sarana pelayanan kesehatan saat ini dituntut memiliki kemampuan untuk menanggulangi penyakit-penyakit degeneratif dan kronis yang terdapat di masyarakat. Salah satu upaya pelayanan kesehatan alternatif yang ditawarkan adalah akupunktur atau tusuk jarum. (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, 2007)
Akupunktur adalah suatu cara pengobatan dengan perangsangan titik-titik tertentu di permukaan tubuh untuk menyembuhkan suatu penyakit, baik secara tersendiri maupun sebagai pengobatan penunjang terhadap cara pengobatan lain.  (Departemen Kesehatan Indonesia, 2007)
Kebanyakan orang mencoba akupunktur dan Traditional Chinese Medicine (TCM) sebagai jalan terakhir setelah beberapa metode pengobatan lain tidak dapat mengatasi keluhannya. Saat ini Akupunktur dan TCM telah dapat mengatasi berbagai keluhan penyakit, kecantikan dan telah diperhitungkan sebagai salah satu metode pengobatan masyarakat. Akupunktur dapat pula menjadi sarana pencegahan penyakit, meningkatkan antibodi dan stamina tubuh. (http://www.vikrist.com, 2006)
Karena efektifitas dan kemanjurannya, terutama dalam pengobatan penyakit - penyakit kronis dan penyakit - penyakit yang sulit / tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan medis biasa menyebabkan ilmu ini berkembang dengan pesat dan diterima hampir disemua bagian ilmu kedokteran barat modern, seperti Internis (Penyakit Dalam), Pediatrik (Anak), Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan kandungan), Bedah dan Anestesi, Oftalmologi (Mata), Otorinolaringologi (THT), Dermatologi (Kulit / kosmetik / kecantikan) Neurology (Saraf), Psikiatri (Jiwa) , dan lain-lain. (http://www.dr-rocky.com/Lopulalan, 2004)
Beberapa penelitian mengarah ke karakteristik dan jenis penyakit pasien. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian Dadang Sudiyantoro mengenai jenis penyakit dan karakteristik pasien akupunktur di unit peningkatan masyarakat/UPKM RS Bethesda Yogyakarta. Penelitiannya menunjukkan bahwa klasifikasi penyakit yang mempunyai kecenderungan meningkat terus dari 12 klasifikasi penyakit yakni ada dua yaitu klasifikasi penyakit moskuluskeletal dan jaringan ikat serta klasifikasi endokrin, gizi, dan metabolik. (www.fkm.undip.ac.iddata_files.htm, 2003)
Ka­rakteristik pasien di Indonesia yang menjalani pengobatan alami (juga kerap disebut pengobatan medik komplementer) sangatlah beragam. Cukup banyak pasien memilih melakukan pengobatan alami dengan alasan sekadar ingin mendapatkan kesembuhan setelah penyakitnya tidak berhasil disembuhkan dengan pengobatan ala Barat. Fenomena menjamurnya klinik alami, tradisional, atau medik komplementer, sudah barang tentu harus dibarengi dengan kesadaran konsumen yang tinggi. Satrio Nugroho, mantan ketua PAKSI (Perhimpunan Akupunkturis Seluruh Indonesia) periode 1986-1991, mengakui, respon Departemen Kesehatan terhadap pengobatan Timur, terutama akupunktur, kini sudah makin membaik. Buktinya, akupunktur kini sudah dimasukkan ke dalam sistem kesehatan masyarakat. (www.femina.co.id, 2006).
Karakteristik pasien yang ditinjau dari segi jenis kelamin, usia, pekerjaan dan sebagainya serta berbagai penyakit yang dapat diobati dengan akupunktur secara langsung telah mempengaruhi perkembangan pengobatan akupunktur itu sendiri. Perkembangan akupunktur tersebut menunjukkan ke arah yang lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas kesehatan.
Begitu banyak manfaat akupunktur bagi masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia, maka tidaklah berlebihan jika Menteri Kesehatan RI mengeluarkan peraturan nomor 1186/Menkes/ Per/XI/1986 tentang pemanfaatan akupunktur di sarana kesehatan. (index.php.htm/Winny Sjah, 2006).


(KTI ”GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN BARU AKUPUNKTUR BESERTA PENYAKIT YANG DIDERITA DI POLI AKUPUNKTUR PUSKESMAS CANDIPURO LUMAJANG PERIODE JULI 2007 – JUNI 2009” of  Rizqiyatul K/Prodi Akp Poltekkes Soepraoen 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar